Saturday, April 22, 2023

Jepang!

 


Menyambung dengan cerita sebelumnya, saya menggunakan cuti panjang kali ini buat ke Jepang. Ini juga sebenernya keputusan yang mendadak sih, alhasil perjalanan saya kali ini sebenernya ga murah-murah amat. Hehe.

Sejak kecil, negara yang paling pengen suatu saat saya kunjungi adalah Jepang. Produk penjajahan tahun 90an sih, dimana di TV maupun di media2 tuh yang lagi ngehits saat itu seputar jepang. Saya yang demen banget nongkrongin TV hari Minggu nungguin kartun, koleksi komik, punya mimpi untuk bisa dateng ke sana.

Sebelum ada vlog atau sosmed seperti sekarang, saya sejak dulu seneng banget beli buku perjalanan orang lain. Ya jaman dulu, dari situ saya bisa tau gimana sih kehidupan di luar sana. Keadaan saya saat itu, sebagai anak yang tinggal di kota kecil, punya impian bisa bepergian ke luar negeri, dan merasakan dunia yang lebih luas.

Sebelum bekerja, saya berpandangan kalau tidak masalah saya ga punya apa-apa, yang penting saya punya pengalaman. Saya berniat menggunakan uang hasil jerih payah saya untuk mewujudkan keinginan saya untuk bepergian ke luar negeri. Tapi seiring bertambah dewasa, seperti manusia lain, saya makin menjadi orang yang realistis. Bahwa banyak hal yang menjadi tanggung jawab saya sebagai orang dewasa, selain diri saya sendiri.

Di umur saya saat ini, rasanya saya sudah mewujudkan hampir semua keinginan saya soal materi. Tinggal mimpi saya satu lagi, untuk melihat dunia.

Selama ini, saya menahan diri untuk tidak ke luar negeri ya alasan utamanya biaya. Masih banyak yang harus saya tanggung. Yang sebenarnya, tidak akan pernah ada habisnya. Saya sudah punya dua paspor pun masih kosong. Sampai akhirnya saya mendapatkan kesempatan kunjungan kerja di Batam, dan bisa pergi ke Singapura. Benar saja, segala ketakutan yang saya miliki akhirnya dapat sedikit teratasi dari perjalanan saya waktu itu.

Untuk memutuskan berangkat pun, saya maju mundur. Sudah di titik sangat yakin, tapi mundur melihat biayanya. Maju, mundur, gituuu aja. Sampai saat saya mengutarakan hal ini pada orang tua. dan orang tua saya mendukung. Setelah dapat dukungan pun, saya berkali2 mundur. Sampai di pagi hari saat saya naik bus berangkat ke kantor, saya langsung memesan tiket pesawat pulang pergi untuk cuti panjang yang saya ambil setelah idul fitri. WOW! Beban yang begitu berat akhirnya terangkat.

Saya kemudian menghubungi teman-teman dekat saya yang sudah pernah lebih dulu ke Jepang. Dimana menginap? Apa saja yang harus dilakukan? Dalam waktu satu minggu, akhirnya terwujud itinerary, semua penginapan dan transportasi sudah siap. Saya juga pinjam Suica dari teman, dan menukar cash. Berhubung beli pesawat murah, layover nya lumayan lama, tapi saya nikmatin aja, itung-itung nambah pengalaman bepergian ke luar negeri kan. Berangkat saya akan transit di Malaysia, pulangnya ke Singapura.

H-8 keberangkatan, tas udah siap, udah selesai packing juga. Tinggal siapin mental dan banyak berdoa.

Bismillah, sehat dan lancar semuanya ya....

Lebaran

 


Alhamdulillah, masih bisa merasakan 30 hari puasa di bulan ramadhan tahun ini. Semoga bisa bertemu di bulan-bulan berikutnya, amin....

Sebelumnya udah izin ke orang tua buat ga pulang kampung tahun ini. Karena lagi (atau masih?) ga pengen ketemu siapa-siapa. Orang tua pun mengiyakan. Jadinya, saya ga cuti saat sekantor kebanyakan cuti. Hehe, rasanya santai banget, berasa masuk kantor buat standby doang.

Sebagai ganti saya ga ambil cuti lebaran, saya ambil cuti seminggu setelah lebaran. Kan pas tuh, ada libur 1 Mei. Saya mau... ke Jepang! Nanti di post yang lain yah, hehe.

Dari saya kecil, setiap lebaran Ibu saya masak opor ayam sama sambal goreng kentang ati ampela. Makannya pakee lontong. Jadi, kali ini, saya yang masak dong! Latian, kalo nanti suatu saat saya tinggal jauh dari keluarga, di benua seberang, saya bisa mengusahakan sendiri.

Lebaran Sabtu, Jumat belum masak apa2. Pulang jumatan mampir beli lontong di penjual pinggir jalan (sepanjang jalan di Jakarta banyak yang jual lontong sama ketupat, tinggal pilih aja, daripada masak sendiri kan ribettt). Ke toko ayam frozen beli daging, ke warung beli kentang. Sayangnya kalo mau ati ampela tuh kudu ke pasar yah, males banget. Jadinya masak seadanya ajah. Dari pulang jumatan sampe ashar sibuk masak sendiri di dapur, bersimbah keringat. Tapi alhamdulillah, it turns good! Rasanya enak, pas. Opor saya banyakin kemiri, jadi satu kilo ayam pake setengah bungkus kecil santan juga udah mantep banget. Buat sambal goreng, biar sama kayak buatan Ibu di rumah, saya pakein santan. Wah, mantab!

Alhamdulillah masih diberi kesehatan, keluarga sehat, rezeki tercukupi, alhamdulillah...

Taqabbalallahu minna wa minkum, taqabbal yaa kariim....

Saturday, February 11, 2023

Saya yang tidak baik-baik saja.

Mungkin memang sudah jalannya, kalau saya tiba-tiba collapse dan masuk rumah sakit. Salah satu hal yang paling saya benci, sebenarnya.

Hari itu hari yang biasa, hari yang sama sibuknya dengan hari-hari lain di kantor belakangan ini karena ada suatu project yang saya handle. Hari itu berjalan dengan biasa, sampai saat saya berjalan kaki menuju halte bus untuk pulang, ada keanehan yang saya rasakan di badan saya.

Sampai ke rumah, saya makin merasakan ketidakberdayaan. Di saat itu, saya juga antara sadar dan tidak sadar. Saya hanya ingat dengan grup telegram bertiga saya dan teman-teman satu tim saya di departemen yang dulu. Saya minta dipesankan makanan untuk besok, karena sepertinya saya tidak dapat mengusahakan makanan untuk saya sendiri. Sampai situ saya masih berusaha mengirimkan voice note dengan tangan bergetar, yang saya sendiri juga lupa apa yang saya ucapkan.

Yang saya ingat, saya menelepon salah satu teman saya yang memang sering saya hubungi, yang juga seorang psikolog. Saya sangat butuh bantuan waktu itu. Dan saya dibimbing untuk bisa tenang.

Ternyata, teman saya dan istrinya datang menjemput saya untuk membawa ke IGD. Sebenarnya, ke rumah sakit adalah hal yang paling amat saya hindari. Saya menolak, tapi saya juga tidak berdaya. Hingga akhirnya saya dibawa ke rumah sakit dan makin histeris.

Berakhir dengan saya dirawat inap dua hari di unit psikiatri salah satu rumah sakit di Jakarta.

Saya sangat berterima kasih kepada teman-teman saya, terutama kedua teman kerja saya di grup yang mau ga tidur membawa saya ke rumah sakit dan mengurusi segala keperluannya. Kemudian teman saya yang lain bergantian menjaga saya dan memenuhi seluruh kebutuhan saya sebelum orang tua saya datang. Menghubungi keluarga dan atasan saya juga mereka yang melakukan. Juga teman saya yang mau ditelepon tengah malam untuk menenangkan saya. Saya merasa sungguh beruntung masih dikelilingi orang yang baik.

Dari kejadian ini, saya menjadi lebih sadar akan diri saya. Saya tidak baik-baik saja, dan memang saya perlu bantuan. Bahwa saya ternyata ada di kondisi dimana saya perlu obat dan penanganan khusus. Konsultasi psikiater. Hal yang saya tutup-tutupi, terbuka dan saya harus berdamai dengan itu.

Childfree

Saya igin membahas topik ini dari sisi saya, karena saya sendiri orang yang menginginkan memiliki anak, tapi saya juga setuju untuk tidak punya anak.

_______

Sebelum menikah, saya dan istri sudah menyamakan pandangan terhadap ini. Saya menanyakan kepadanya, apakah mau punya anak? Dia menjawab iya, dan menginginkan segera memiliki anak setelah kami menikah. Saya pun begitu, saya telah lama menginginkan kehadiran anak, ingin mendidiknya, memberi kasih sayang dan perhatian agar ia tumbuh menjadi manusia yang lebih baik dari kedua orang tuanya.

Masih ingat saat itu, setiap mendekati waktunya istri saya datang bulan kami semakin deg-degan, apakah dapat? apakah belum? sekali, dua kali, dan di bulan ketiga kami menikah, istri saya hamil. Alhamdulillah, kami sangat bersyukur atas kehadiran calon anak kami dalam kandungan istri saya.

Begitu besar perhatian kami, dari gizi yang kami siapkan, dokter, rumah sakit, dan biaya persalinan, sampai sekolah anak kami kelak. Nama anak kami sudah kami siapkan bahkan dari bulan pertama kehamilan istri saya, sampai TK, SD, dan tabungan biaya sekolah sudah kami siapkan.

Namun jalan takdir kita, Tuhan yang menentukan. Saya kehilangan istri dan anak kami.

______


Setelah kepergian mereka, saya tidak memiliki keinginan lagi untuk menikah dan memiliki anak lagi. Saya memutuskan untuk mempersiapkan hidup saya tanpa anak.

Dari niat kita untuk memiliki anak, untuk apa? Agar kita tidak kesepian di usia tua kita? Agar ada yang mengurus di saat kita tidak sehat lagi? Agar ada yang menjamin kehidupan tua kita? Wah, begitu egoisnya kita ya.

Punya anak itu sesuatu yang sepenuhnya kita sadari dan bisa kita rencanakan. Punya anak itu bukan... surprise, ga ada angin ga ada hujan tiba2 ada aja. Enggak, punya anak itu ada proses dan decision making di dalamnya. Punya anak itu ya dari unprotected sex. Kalau ingin punya anak, ya dilakukan, kalau tidak punya anak, jangan dilakukan. Kalau sudah diusahakan tapi tidak dapat, ya memang bukan rezeki kita. Kita hanya bisa menjalankan hidup yang sudah ditentukan Tuhan, bukan?

Usia manusia tidak ada yang tahu. Apakah kita begitu yakinnya akan takdir Tuhan, sehingga kita dapat memastikan usia anak kita melebihi kita? Mereka lebih sehat dari kita? Pun apabila usia mereka lebih panjang dari kita, apakah kita tega mereka mengorbankan masa depan dan cita-cita mereka demi mengurusi kita? Wah, kalau saya sih ga tega.

Kalaupun anak saya masih hidup, saya tidak akan membebankan apapun padanya. Mau jadi apapun ia, saya dukung. Hidup pasti ada naik dan turunnya, untuk mencapai sesuatu pasti kita akan menemui kesulitan dan kegagalan, dan itu proses. Kesalahan dalam menentukan pilihan hidup juga proses, dan dari situ ia bisa belajar dan menjadi manusia seutuhnya. Kehidupan ia, saya hanya bisa sebatas memberikan dukungan fasilitas. Mau hidup jadi apapun dan dimanapun, silahkan. Sedangkan untuk diri saya, saya yang akan mengusahakan hidup saya sendiri sampai mati.

Mempersiapkan kehidupan kita nantinya adalah tanggung jawab kita, bukan anak kita. Saya tidak akan memberikan tanggung jawab itu pada siapapapun, tidak pada pasangan, tidak pada anak, tidak pada orang tua, tidak pada saudara, tidak pada keponakan dan kerabat, tidak pada teman. Tidak pada siapapun. Saya menjaga kesehatan dari usia muda, demi kesehatan saya nantinya. Saya menjaga pengeluaran, menabung, mempersiapkan dana untuk masa tua saya. Saya yang akan membayar jika nantinya saya sudah renta dan tidak sanggup menjalankan semua sendiri sehingga butuh bantuan orang lain. Panti jompo saya yang siapkan. Helper ada dengan bayaran dari saya. Fasilitas kesehatan ada dari asuransi yang saya bayarkan. Pemakaman dan segala layanannya pun harus saya sendiri yang mengusahakan dengan menyiapkan sebelumnya. Dimanapun kita hidup, disana kita yang berjuang.

Saya harap, anda ingin memiliki anak untuk kepentingan anak anda, bukan untuk kepentingan anda dan pasangan. Please, kalau ingin punya anak karena kesepian atau takut kesepian di masa tua, sadarilah bahwa lambat laun anak anda akan meninggalkan anda, dan mereka juga punya hak untuk mengejar kebahagiannya dimanapun mereka inginkan, bahkan di tempat yang jauh sekalipun, yang tidak memungkinkan kalian untuk sering-sering bercengkerama dan bersua.

Kalau pun tidak ingin memiliki anak, itu hak anda, keputusan anda. Mau memberikan opini dimanapun, dengan cara halus ataupun kasar, itu hak anda. Hak kita juga untuk tersulut emosi ataupun tidak menggubris. Hidup sudah sulit, mengapa kita persulit sendiri?


Monday, December 19, 2022

Singapura Untuk Pertama Kali!

Udah dua kali bikin paspor, jaman kuliah dulu sama belakangan ini, tapi isinya masih kosong. Ya gimana lagi, diri ini yang orang kampung dengan background keluarga yang tidak menjadikan experience menjadi prioritas, sifatnya masih pasif, nunggu kesempatan datang, ga ada inisiatif buat jalan duluan (karena sayang duvvit).

Alhamdulillah kali ini kesempatan datang. Saya ada pekerjaan ke Batam! Dalam kurun waktu dua minggu lagi, saya harus mempersiapkan segalanya biar bisa sekalian jalan-jalan ke Singapura. Pergi ke luar negeri untuk pertama kali!

Pertama yang dilakukan adalah menyiapkan transportasi dan akomodasi. Cepet-cepet pesen tiket pesawat (yang mana air asia minggu malam itu udah 2jt, pen nangis ga, tapi yaudah deh). Buat nginepnya, setelah cari-cari di agoda, dapet deh yang di bawah sejuta. sebuah kapsul hotel yang setelah diskon ini-itu dapet di 600 ribuan. Saya cocoknya karena reviewnya bagus, harganya udah paling murah waktu itu (hotel udah di atas 1,2jt mana saya sendiri kan sayang yah) dan deket sama masjid dan MRT! Setelah  pesawat dan penginapan dapet, pesen deh tiket feri dari batam ke singapura di Sabtu pagi. Pilih yang ada aplikasinya biar no ribet (Batamfast). Batam Centre - HarborFront 40 SGD.

Ke Singapura Tahun 2022 (Pertengahan Desember)

Yang harus kamu lakukan saat masuk ke Singapura di Tahun 2022 adalah mengisi SG Arrival Card. Ini diisi kalo semua aspek perjalanan udah fix, dari berangkat dan pulang kapan, naik apa, dan nginepnya dimana, karena semua itu dimasukin di form. Oh iya, masukin juga sertifikat vaksin standar WHO yang bisa diunduh dari aplikasi pedulilindungi. Sertifikat vaksin ini juga bisa diupload ke sistemnya singapura, tapi berhubung sekarang di Singapura udah ga pake lagi tracing dan scan QR Code, jadi ga perlu lagi kayaknya. Semua terhubung sama nomor paspor kita, jadi ga perlu nunjukin ini itu, scan aja paspornya.

Jadilah Sabtu pagi jam 9an saya naik feri batamfast. Ceritanya biar datengdateng bisa check in di penginapan, naruh tas, dan jalan2. Eh ternyata jam check in di sana tuh 15:00! Ya memang jam di singapura itu lebih 1 jam sih dari WIB. Alhasil sampe Singapura saya masih gendong tas berat, dengan kondisi cuaca yang super terik. Banjir keringet deh udah kayak mandi.

Sebelum naik feri wajib makan kenyang, terus bawa makanan jangan lupa! Paling enggak, di hari pertama kamu disana ga usah beli makan. hemat beb, disana makanan muahal. Jangan lupa juga bawa air yang banyak. Kalo naik feri, bawa air 1,5 liter dibolehin, karena sampai di pelabuhan juga ga ada dispenser air gratis. Beda sama naik pesawat, ga boleh bawa air, tapi di bandara banyak dispenser air, tinggal bawa botol kosong. Jadinya saya sangu jajanan, roti, kue pastry gitu, sama air 1,5 liter plus 2 botol aqua 600ml.

Feri Batamfast dari Batam Centre. Ferinya nyaman, bagus pelayanan cepet.

Sesampainya di pelabuhan harborfront, tinggal jalan kaki deh ke stasiun MRT. Ke ticket center dulu beli kartu EZLink sama ambil dut. Pas Antrian ada anak muda yang entah part time atau volunteer gitu jelasin bedanya tourist pass, ez link reguler, sama bayar pake kartu kredit. Katanya kalo pake kartu kredit tuh kena charge 0.6 per hari. Jadilah saya sekalian beli ezlink buat koleksi. Harganya 10 SGD termasuk saldo 5 SGD (harga kartunya sendiri 5 SGD, berlaku 5 tahun saja). Saya nambah saldo 10 SGD, jadi total bayar 20 SGD. Saldo 15 SGD ini bisa buat bertahan 2 hari keliling-keliling Singapura lho. rata-rata perjalanan ga sampe satu dolar, paling mahal saya keliling naik bus cuma 1,4 dolar aza.

Turun kapal, menuju ke MRT HarborFront

Beli kartu ezlink di ticket center

Suasana di dalem MRT. Sabtu pagi masih sepi, begitu siang sampe Minggu behhh penuhhh sama orang.

Di deket situ ada ATM juga, saya ambil uang cash di ATM 200 SGD, kena charge 25rb rupiah sekali ambil. Untuk kurs nya sendiri lebih mahal sekitar 400an rupiah dari kurs kalo googling. Saya males aja sebelumnya ke money changer. Lagian ternyata, dimana-mana di singapura itu udah cashless! Bahkan beli cuma beberapa sen aja tinggal nge-tap. Saya punya kartu debit Jago Syariah jadi bermanfaat banget, apa-apa tinggal tempel tempel aja. Budget dipasin di kantong kartunya jadi ga over deh, kalo kurang ditambahin, kalo udah selesai tinggal pindahin saldonya dan lock kartunya dari aplikasi. Kalo pake kartu kredit yang pake chip (ga ada visa paywave nya) ribet, otentikasinya lama plus perlu tanda tangan juga. Di Singapura transaksi tuh ga pake PIN, masih pake tanda tangan.

Setelah punya kartu ezlink, saya ke MRT Bay Front, jalan-jalan di sekitar museum gitu, makan bekal di taman, terus ke Merlion. Dari Merlion tadinya mau ke Gardens by the Bay, tapi hujan deresss... batal deh, akhirnya berteduh di Mall. Sambil ngadem. Karena hujannya awet jadinya naik MRT aja langsung ke Bugis. di situ jadi satu sama Mall, terus jalan kaki dikit udah ketemu Masjid Sultan. Paling enak ke masjid yang bagus, bersih, bersejarah, deket banget sama MRT, ya Masjid Sultan ini. Jalan kaki lagi, sampe deh di penginapan.


Mampir ke taman buat makan siang bekal dari Batam, eh tiba-tiba disamperin gagak dong...

Karena di Indonesia hampir ga ada gagak, takut gitu bayangannya udah si gagak nih bisa ngebunuh orang kek di film-film horor.

Sahhh jadi turis dengan pergi ke Merlion Park.

Kapan nginepnya di situ ya...

Tadinya jalan di pinggir mall nya, tapi hujan deres jadi masuk. hehe. mall nya panjang, kalo jalan dari merlion ke gardens by the bay bakal nyusurin sini.

Di dalem The Shoppes at Marina Bay Sands.

Team Labs Sketch Factory, bagus bangettt warna warni gitu.

Saya nginep di Met A Space Pod @ Arab Street, sebelahan sama % Arabica (yang ngehitz ituh, yang kalo di JKT kudu ke Ashta di SCBD, ini nempel sebelahan tempat bobok), sebelahnya lagi 7-11. Jalan dikit masjid. convenient banget. Isinya enak sih, tempat tidur lumayan lega, masih bisa duduk, tapi nge-charge di dalem cuma bisa pake kabel USB. kalo mau colokan listrik standar itu di depan cabin udah ada meja plus colokan. Campur ya cewek-cowok, atas saya aja ternyata cewek bule. Kamar mandinya juga campur cewek cowok. Tapi ga ada exhaust fan jadi rada pengap, kamar mandinya juga jadi satu sama wc cuma dibatesin tirai. Sebagai orang Indonesia ga masalah sih sama kamar mandi basah gini. Dan yang paling penting, muslim friendly, bisa cebok pakai air. ada pancuran juga buat wudhu. tapi shalatnya tetep di masjid...

Tempat ku menginap. Full akses pake kartu.

Di dalem pod nya. Kasurnya enak, bantal selimut udah standar hotel.

Arab Street pas subuh-subuh. Dikelilingi kafe-kafe hits. Banyak pub juga walau sekitar masjid.

Masjid Sultan pas siang, akses cewek cowok dan turis dipisah. Kalo subuh cewek cowok satu pintu.

Habis shalat ashar di Masjid Sultan.

Habis naruh tas, saya lanjut jalan lagi. ke Orchard Road! Enak banget di Singapura sini, mau ke mall mana aja udah nyatu sama MRT. Food Court di bawah harganya standar, ga mahal banget, banyak pilihan, tapi saya udah bawa makan dari Batam. Hehe. Lanjut jalan-jalan aja di sepanjang Orchard Road, liat-liat toko, liat-liat elektronik yang ga dijual di Indonesia (kayak lini nya Surface, Pixel, dll. tapi ga beli soalnya nambah bea cukai lagi ntar kan, sama aje). Rameee banget jalannya, mengingatkan saya sama jalan Malioboro di Jogja. Serame itu, apalagi malam minggu kan. Beli ice cream yang ditangkup roti tawar aja antrinya panjang banget.

Mall ION di Orchard Road.

Orchard Road di siang hari.

Orchard Road di malam hari.

Mampir shalat maghrib di Masjid Al Falah, di tengah riuhnya mall dan pusat belanja.

Belum azan udah banyak jamaah yang nunggu.

Toilet masjid sesuai selera Indonesia.

Udah deket waktu maghrib, saya jalan ke Masjid Al Falah deket Apple Store Orchard Road. Padahal belum masuk waktunya, tapi jamaah yang nunggu dari berbagai etnis udah banyak banget. Di sini wc nya juga enak, ada air dan ada sabun! bahkan wc di Indonesia aja banyak yang ga gini. Sirkulasi udaranya juga bagus, dikasih sandal juga. Setelah shalat magrib dijamak isya, saya lanjut ke Gardens by The Bay. Niatnya liat pohon2 yang nyala warna-warni, karena saya ga beli tiket masuk apapun di situ (kalo siang kan bisa liat botanical garden yang bagus banget itu yaa). Sampe sana, jalan dari MRT tuh masih jauhhh banget. Dan wahananya banyak, tapi kebanyakan berbayar, Gempor banget di sana. Capek banget, terus pulang deh.

Segini aja area gratisnya.

Sisanya bayar... 20:45 aslinya ada pertunjukan lampunya.

Kelap kelip area berbayar dari kejauhan. Mending pulang.

Hari Kedua

Minggu pagi, karena di penginapan ga dapet sarapan, saya cari sarapan nasi lemak gara-gara di youtube pernah nonton. Naik bus ke Dickson Nasi Lemak ga pake transit, tinggal naik nyampe deh. Sambil liat pemandangan kota di luar pusat kota, liat-liat perumahan orang Singapura dan wilayah pemukimannya.

Naik bus kota, enak jalannya deket, ga pake macet.

Saya pilih lauk ayam goreng berempah yang boneless biar gampang makannya. Harganya sekitar 7 SGD. Dikasih alat gitu kalo udah jadi ada buzzer nya, terus dibawa ke taman terdekat sambil makan disana. Rasanya beneran enak! ayamnya crispy kayak garlic chicken nya taiwan tapi bedanya ini udah diungkep bumbu kuning terus dikasih taburan bumbu lengkuas parut gitu. Nasinya flavorful, ikan terinya kriuk garing, ini digoreng pisah sama kacang deh kayaknya. Terus sambalnya juga enak, pedes, oily, mirip sambal disini cuma lebih manis karena banyak bawang bombay juga. Ga nyesel deh.

Nunggu antrian pake buzzer. Paling efektif.

Nyari taman buat tempat makan (karena khusus take away)

Pemandangan makan

Isi nasi lemaknya

Arah jalan balik ke penginapan (harus check out sebelum jam 12:00), saya naik bus lagi terus turun di China Town. Kata orang-orang sih beli oleh2 disini udah paling murah se-Singapur. Bener dong, saya beli gantungan kunci bagus-bagus banget 10 biji 10 dolar, padahal di arab street itu 4 biji 10 dolar. Jauh banget kan.... Pengen beli souvenir-souvenir lain tapi inget cuma punya bawaan kabin yang terbatas, mana duit tipis kan, jadi mengurungkan diri dulu. Liat-liat suasana China Town, bagus banget sih, kayak pasar tradisional sini cuma lebih rapih dan bersih. Tapi tetep aja, bagian pasar basah nya juga bau pasar. hehe.



Suasana China Town. Beli oleh2 murah disini...

Habis dari China Town lanjut balik penginapan, check out, terus ke bandara. Padahal flight masih 21:55, tapi niat pengen jalan-jalan dulu keliling bandara. Turun MRT di Terminal 1, jalan  ke Jewel. Bagusss bangettt air terjunnya... dikelilingi vertical garden juga udah kayak di hutan. hutan yang futuristik. hehe. Di sana juga jadi satu sama mall gede banget, mau nyari apa aja juga ada. Habis puas jalan-jalan di Jewel, karena saya naik dari terminal 4, jadi naik bus dulu. Terminal 1-3 bisa naik skytrain, tapi terminal 4 kudu naik bus.

Jewel di Changi Airport, bagusss bangett... kalo punya duit bisa ke area berbayarnya.

Pas di terminal 4, ada timbangan kan, jadilah saya nimbang tas ransel saya sama tas selempang kecil. Total 11 kg lebih! shock kan saya, soalnya dibilang maksimal bawaan 1 tas besar 1 tas kecil dengan berat total 7kg. Saya pun bingung, stress, coba cari referensi tanya sana sini tapi ga ada jawaban pasti. Takut banget kalo pas udah check in, boarding, dicegat suruh bawaannya dimasukin bagasi. Soalnya saya pernah kejadian di Garuda, pas mau masuk pesawat, dicegat bawaannya suruh dimasukin bagasi. Tapi kan bagasinya udah include ya, kalo ini kan belom, dan denger2 kalo beli bagasi dadakan tuh muahalll banget.

Sedih, shock, pikiran galau aja gitu. Ga tau lagi mau tanya siapa, karena pikiran udah kalut aja. Akhirnya memutuskan beli bagasi seharga sekitar 47 sgd (500an ribu lebih). Terus beli koper kabin di Muji Jewel buat misahin biar bawaan kabin kurang dari 7kg. Kalo pengen beli koper kabin di Muji ini sebenernya kepikiran udah lama sih, sejak Muji masih ada di Jakarta. Tapi begitu ada momen ini, ga pake pikir langsung bayar. Padahal di Singapur harganya lebih mahal dari dulu liat di Muji Indonesia.....

Habis re-packing koper kecil sama tas, print tag mandiri (check in ada alatnya gitu, kita print boarding pass sendiri, nempel stiker sendiri, masukin bagasi sendiri di alat. Dan ternyataaa setelah print tag dan mau boarding, dicegat sama petugasnya, dibilang bawaan saya tuh ukuran kabin, ga usah dikasih tag bagasi. Saya bilang udah beli bagasi kan, disuruh lah kle semacam customer service. koper saya ditimbang, dan beratnya 7 kilo lebih hampir 8kg. Petugasnya bilang, koper segitu dia kasih free, ga usah bayar bagasi. Saya bilang saya udah terlanjur beli kan, dia cek di sistem dan ternyata bener udah ada pembayaran, dan ga bisa di cancel. Akhirnya yaudah deh, tuh koper yang harusnya masuk kabin, jadi masuk bagasi, dengan bayar 500an ribu. Huhu, shockkkk karena perjalanan ini super ngirit tapi malah spending 2juta lebih buat koper kecil dan 500an ribu buat kabin, yang sebenernya ga perlu! Jadi aturan 7kg itu ga strict, saya ada 2 bawaan, salah satunya 7kg lebih (yang mana kalo ditambah backpack kan jadi 10kilo lebih yah), itu boleh! asal ukurannya wajar. Kalo tas kita kecil, woles aja ges harusnya. Huhu sedih banget. Harga untuk pembelajaran dan pengalaman.

Habis itu masuk ke ruang tunggu, semua otomatis, imigrasi cuma scan paspor sama foto di alat yang ada, cus masuk. Di ruang tunggu terminal 4 bagusss... ada ornamen musik gitu, saya nunggu lama di depan Petal Clouds buat relaksasi sampe jamnya pintu ke pesawat dibuka. Saya juga ke duty free, omaygat, bisa sniffing parfum-parfum yang selama ini belum pernah dicobain! Nyobain Tom Ford, YSL, Chanel, Dior, Diptyque, Jo Malone, dan akhirnya pilihan jatuh ke palette eaux des parfums nya Diptyque. Untuk mengobati mood dan bikin hepi. Hehehe.

Kenang-kenangan perjalanan kali ini.

Dua hari di Singapur belum makan chicken rice, jadi ke food court di atas dan pesen hainanese chicken rice seharga 5,5 dolar. Ga mahal banget kok makanan disini. Ooh ternyata gini ya rasanya... Rasa ayam banget, apalagi kuahnya. rich banget. tapi rasanya simpel ga banyak rempah atau bumbu. nasinya dimasak sama kaldu. asinnya dari kecap asin yang disiram di atas ayam. ayamnya juicy, dan sambalnya rasa jahe! saya sih suka.

Di tiap terminal ada musholla, tapi kudu check in dulu.

Di dalam musholla terminal 4 (deket food court)

Hainanese Chicken Rice 5,5 SGD. Jangan ambil kecapnya.

Habis itu masuk pesawat, dan pulang ke Jakarta deh. Sampe bandara soekarno hatta udah tengah malem, niat mau ngirit ke tempat bus kan, tapi udah ga ada bus lagi... deket situ ada logo grab saya datengin dan tanya ke mas2nya, eh dia bilang di situ tuh premium, harga buat saya 450ribu. GILA! saya kabur deh. Ternyata oh ternyata, kita kudu ke depan west lobby, di situ ada drop off point buat grab. saya cuma perlu bayar 210ribu, exclude parkir dan tol yang pake kartu dan sekitar 30rb. Inget ya, kalo turun dari internasional di terminal 3, ke west lobby! Sebelumnya nyoba juga dan emang ditawarin sama gocar, tapi 275ribu. lebih mahal 60 ribu lebih dari grab.

Pulangnya ke west lobby aja, pesen grab dari sini.

Summary

Okee, untuk summary, saya mau ngasih masukan buat semua yang baca, biar pengalaman yang saya rasain pergi ke Singapura sendirian untuk pertama kali bisa buat sharing ke yang lainnya..

  1. Utamain pesen tiket PP, baru penginapan. Sendirian lebih worth it shared room/bunk bed/capsule, tapi siap2 shared bathroom yaa. Kalo 2-3 orang sih lebih enak nginep di hotel, bisa patungan.
  2. Air Asia bisa check in 3 hari sebelumnya, langsung aja, bisa milih tempat duduk (walau pilihan terbatas karena sebagian kursi bayar lagi). saya bisa dapet window seat karena check in cepetan. Terus bawa tas jangan gede2 yah, yang penting ga mencolok kayak carrier gitu. bawa goodie bag atau tas tenteng kecil kalo ternyata pulangnya jadi banyak bawaannya. hehe. masih bisa bawa 1 tas dan 1 hand bag atau goodie bag gitu.
  3. Kalo cuma ke Singapura bentar (1-2 hari), ga perlu bawa cash banyak-banyak, modal kartu debit Jago Syariah atau kartu kredit yang bisa visa paywave udah cukup. Sebagian besar toko, tempat makan, tempat belanja, itu support kartu kok. Jangan lupa diaktifin mode luar negerinya di aplikasi.
  4. Daripada beli SIM Card lagi, beli paket roaming internasional dari MyTelkomsel aja, saya 30GB 3 hari cuma 100ribu dan kepake juga cuma 2GB. bisa beli paket di bawah itu kan. Ga repot juga gonta ganti kartu.
  5. Bawa botol minum kosong kalo naik pesawat, kalo naik feri diisi gapapa. Air minum di Singapura mahal! apalagi vending machine atau 7-11, hindari banget deh. Mending beli di supermarket, 1,5 liter harganya cuma 75 sen (sekitar 8rb), kalo di 7-11 atau vending machine, 600ml aja 1,5 dolar. gila ga tuh. Saya beli 1,5 liter terus dibagi ke beberapa botol kosong yang saya bawa. Jangan lupa ada botol kecil buat dibawa ke kamar mandi, soalnya disana urinoir nya ga ada pancuran airnya, di toilet juga sering ga ada air, cuma ada tisu. satu botol kecil buat wc, 2 botol sedeng buat minum.
  6. Bawa payung, Singapura suka tiba-tiba panas tiba-tiba hujan.
  7. Kalo ada yang inget lagi ntar ditambahin. hehe.

Total Pengeluaran (2 Hari 1 Malam)

  • Paket Roaming Halo, 3 Hari 30 GB (100.000 IDR)
  • Feri Batam-Singapura 40 SGD (482.036 IDR)
  • Kartu EZ-Link 20 SGD (239.036 IDR)
  • Penginapan 44.26 USD (691.174 IDR)
  • Air 1.5l 0.75 SGD (8.833 IDR)
  • Gantungan Kunci 10 SGD (119.518 IDR)
  • Parfum 167 SGD (1.966.019 IDR)
  • Koper Muji 20l 179 SGD (2.107.290 IDR)
  • Onigiri 7-11 Bugis 2 SGD (25.912 IDR)
  • Onigiri 7-11 Jewel 2 SGD (25.912 IDR)
  • Nasi Lemak Dickson 6.96 SGD (81.979 IDR)
  • Chicken Rice 5.5 SGD (64.749 IDR)
  • Bagasi Air Asia 47.30 SGD (570.392 IDR)

Verdict

Singapura itu.... well, memang negara maju. public transportation nya okeee banget. MRT udah menjangkau seluruh penjuru kota. Ditambah dukungan bus, mau kemana-mana udah ga perlu punya kendaraan umum. Jalan dikit udah ketemu bus, ga perlu berkali-kali transit dan yang penting jalanannya lancarrrr ga macet. Jadi naik bus pun nyaman. Mana nunggunya cepet banget lagi. Duh, soal public transport ini ngiri banget. Terus mayoritas orang sini tertib, mau yang penduduk asli atau turis yang jadi ngikut. Mau nyebrang jalan nunggu lampunya ijo, pelican crossing ga serta merta tiba2 jadi merah kendaraan kaget kayak disini, tapi pejalan kaki yang nunggu. Jembatan penyebrangan masih ada cuma jarang. Dan flyover bertumpuk2 tuh bukan pemandangan umum kayak di Jakarta...

Iklim di Singapura sama di Indonesia juga relatif sama. Tapi di sana semacam lebih dimanusiakan. Tiap toko punya semacam teras, jadi kalau jalan-jalan ga perlu kepanasan, persis kayak di Malioboro. Taman-tamannya well maintained, terintegrasi juga sama bus.

Dengan iklim yang panas,hampir semua orang-orang Singapura bepergian dengan kaos oblong dan celana pendek. Beda banget ya sama di Indonesia, yang cuaca sepanas apapun kita tetep aja pake jaket, baju panjang dan berlapis, biar ga gosong, hehe. Memang di negara kita lebih menjunjung tinggi modesty sih, mengutamakan pakaian tertutup. Cuma ya gitu, dengan pakaian basic pun tetep keliatan, mana yang kaos oblong harga jutaan sama puluhan ribu. Semua sama-sama naik kereta. Yang kaya dan yang engga.

Setelah perjalanan pertama saya ini, saya jadi menemukan banyak semangat, banyak persepektif baru. Tadinya saya tuh orang yang sayang banget ngeluarin duit buat pengalaman. Ga mau nonton konser, ga mau ke tempat wisata, ga mau jalan2, ga mau ke luar negeri. Karena boros. Tapi setelah umur segini, malah sangat menghargai semua itu. Itu ga boros kok, pengalaman juga berharga, bukan cuma emas, mobil, dan rumah yang jadi patokan orang-orang generasi di atas kita. Yang penting, kehidupan kita pun lifestyle terjaga, makan ga hedon, ga sering2 jajan dan beli yang ga perlu. Tabung aja! Buat beli pengalaman!

Thursday, August 4, 2022

Kuliah

Menanggapi sebuah bahasan di jagat maya mengenai anak muda jaman sekarnag yg ga menganggap kuliah itu penting. Daripada bebacotan di twitter mending nulis disini kan ya, hehe.

Jadi adik-adik, kalau dirimu punya kesempatan untuk kuliah, kuliah lah... Itu bisa mengubah hidup kamu pake banget. Memang kuliah ga menjamin kamu bisa dapet kerja. Lagian, siapa yg bisa jamin apa-apa di dunia sih? Mau kerja ya dari usahamu, bukan dari asal kamu kuliah, lucu deh.

Untuk mendapatkan hard skill memang ga butuh kuliah, mau training, ikut bootcamp, gitu2 juga bisa dapet kan, terus siap kerja katanya. Hehehehe dibohongin kamu, dik. Mau kerja dimana pun pasti ada fase belajarnya, karena tiap tempat kerja itu beda-beda.

Saya merasakan sendiri, kalau di perusahaan-perusahaan besar yang udah mateng, almamater itu lebih penting daripada hard skill atau IPK. Karena hard skill itu lebih mudah dan cepat dipelajari, kalau fundamentalnya bagus. Mengapa almamater penting? Karena tiap kampus itu mendidik dengan cara yang berbeda, kualitas yang berbeda, dan lingkungan yang berbeda. Itu yang menghasilkan soft skill, yang lebih dihargai daripada hard skill.

Kamu mau setelah lulus digaji puluhan juta? Ya kuliah. Kalau mau asal yang penting kerja dengan gaji UMR, ya terserah. Memang kuliah itu susah, ribet, ga enak. Tapi yang kamu dapetin bukan sekedar ijazah atau gelar, tapi proses panjang di dalamnya, interaksi kamu dengan teman-teman dan pengajar, itu yang menghasilkan pola berpikir yang ga bisa kamu dapetin dengan sekedar training. Ga tega sebenernya, di dunia kerja nemuin orang-orang yang sangat pintar dan berdedikasi tinggi namun secara karir mentok karena faktor pendidikan. Ahli dalam suatu bidang, tapi berpikirnya tidak sistematis.

Kuliahlah di kampus terbaik, bertemu, bergaul, dan dikelilingi oleh orang-orang terbaik. Kamu yang biasa-biasa aja bisa punya kesempatan untuk melihat dunia dengan cara yang berbeda. Kehidupan yang mungkin selama ini belum pernah kamu tau bahwa itu ada, siapa tau dapat mengakomodir dirimu dengan lebih baik. Belajarlah dengan sungguh-sungguh, yang penting lolos dulu. Untuk biaya, di kampus-kampus ternama itu ga kurang-kurang soal beasiswa. Yang mau ngasih kamu bantuan lebih banyak daripada yang harus dibantu. Percaya deh. Kalo kamu kesulitan, cari bantuan, jangan dipendem sendiri. Kuliah itu merubah hidup. Percaya deh.

Friday, May 13, 2022

Wish

Dulu saya merasa mengumumkan impian saya rasanya agak canggung, takut dibaca orang, takut tidak tercapai. Tapi sekarang yaudah sih, ga ngaruh juga. Kita bebas punya mimpi, tapi Tuhan juga yang tau yang terbaik buat kita.

Saya sangat ingin bisa berkelana ke berbagai negeri di penjuru dunia. Saya ingin merasakan tinggal di luar negeri. Saya ingin ke Jepang, ke Selandia Baru, ke Amerika Serikat, ke Perancis, ke Swiss, ke Jerman, ke Belanda, ke Maroko... saya ingin kalau berkeluarga saya bisa mendidik anak saya dengan berbagai latar belakang kebudayaan dan pemikiran, sehingga wawasan dan pandangannya luas.

Saya ingin sekali punya rumah yang nyaman, di pusat kota, rumah yang sederhana namun halamannya luas, garasi bisa muat beberapa mobil buat yang berkunjung, aksesnya mudah, dekat dengan transportasi umum, dekat dengan rumah sakit bagus, sekolah bagus.

Saya ingin punya kejiwaan yang stabil, hobi dan keahlian yang berfaedah dan bermanfaat bagi orang banyak.

Senang ya sepertinya jadi content creator yang bisa sharing hal yang disukainya. Saya hobinya apa ya? Sukanya apa? Hehe. Belum ada yang bisa saya bagi, sayangnya.

Thursday, May 12, 2022

Ulang Tahun

Sebenernya ulang tahun memang ga penting-penting amat. Umur bertambah, harusnya sedih dong? Kan berasa lebih dekat ke kematian, usia makin senja tubuh makin rapuh, dll dll. Yang diinginkan sebenernya bukan makna ulang tahunnya, tapi hari dimana kamu merasa lebih spesial dari orang lain.

Waktu kecil, mungkin karena pengaruh media saat itu, saya merasa sedih apabila tidak diistimewakan saat ulang tahun. Seharusnya saya diberi ucapan selamat, diberi kado, dan lainnya. Kalau merujuk pada budaya populer, seharusnya tengah malam dibangunkan, diberi kejutan dengan balon dan dekorasi, ada kue ulang tahun dengan krim berlimpah, tiup lilin, pesta, makan-makan, serta kado dengan kertas pelapis warna-warni. Hahaha. Ini idenya siapa sih, yang bikin isi kepala anak-anak jadi kayak gitu.

Di keluarga saya, ga ada budaya merayakan ulang tahun memang. Orang tua tentu memberi selamat dan mengucapkan doa, terkadang memberi hadiah (biasanya menanyakan mau apa, kemudian dibelikan. Pernah sih diberi hadiah kejutan, seumur hidup pernah dua kali yaitu berupa jam tangan dan buku harry potter keempat). Kalau saat saya masih kecil, biasanya kami makan-makan di luar. mi ayam, sate, atau seafood. Tapi saat besar sudah enggak.

Saat SMA, saya baru pertama kali merasakan merayakan ulang tahun bersama teman-teman. Biasa, masa remaja merasa itu masa dimana kita merasa lebih terbuka dengan teman daripada keluarga. Kemudian umur pun bertambah, dari belasan ke puluhan. Kebiasaan-kebiasaan itu pun lenyap.

Sekarang, saat saya sudah mandiri, menghasilkan uang sendiri, kebahagiaan pun saya yang tentukan. Setelah dewasa, saya tidak mau menggantungkan kebahagiaan pada orang lain. Kalau saya ingin, ya saya usahakan, tidak menaruh harapan atau ekspektasi pada orang lain.

Saya dari dulu ingin sekali fruit tart. Kue dengan base yang crunchy, filling vanilla, dan topping buah-buahan segar. Rasanya manis asam segar. Dan baru kesampaian tahun ini. Hehe. Saya pesan di tokopedia, lihat-lihat toko mana yang oke dan recommended, dan yang lebih utama dekat sama rumah karena kue macam gini ga bisa diajak pergi jauh. Dan beginilah bentuknya...

Seneng banget!

Tahun lalu, saya yang minta ke istri buat dibelikan strawberry cheesecake. Kue favorit saya yang lain. Tapi saya udah terlalu sering makan ini, dua kali atasan saya ulang tahun, saya request buat dibelikan kue itu juga, di toko yang sama. Jadi saya 3x makan kue favorit saya itu, sampe jadi eneg. Hehe. Makanya taun ini maunya fruit tart.

Untuk hadiahnya, sesuai yang pernah saya ceritakan disini, saya tadinya ingin ambil paket medical check up. Tapi ternyata lebaran menghabiskan budget saya sampai di luar batas, hehe. Ga jadi deh. Mungkin lain kali, kalau dapat rezeki lebih lagi. Nah, buat gantinya, dengan budget yang ada saya belikan... parfum!


Hadiah dari saya untuk saya, sebotol parfum Dior Sauvage. Beli decant nya langsung jatuh cinta... Memang ini parfum pasaran, tapi saya suka banget sama aromanya. Ini merupakan barang designer brand pertama yang saya punya (dan yang bisa saya jangkau, hehe). Dibandingin sama parfum ratusan ribu yang saya punya, aromanya jauh lebih awet dan tahan lama. Tutup botolnya pun magnetik, mewah banget lah. Buat kalian yang bingung mau kasih hadiah apa buat orang terkasih kalian, parfum ini bisa jadi pilihan lho.

Sekian cerita saya soal ulang tahun kali ini. Saya beli kue sendiri dan hadiah sendiri. Kuenya enak, hadiahnya saya suka. Dan jadi kenang-kenangan atas apa yang saya capai sampai umur sekarang.

Buat yang pengen link kedua barang ini, bisa cek disini ya, udah saya compare sama toko-toko yang lain, recommended buat beli disini (ga di endorse yah):

Tuesday, April 19, 2022

Sendiri

Insting saya adalah berusaha menghadapi semuanya sendiri dan tidak memiliki dorongan untuk minta tolong kepada orang lain. Pernah berakibat fatal, sampai sekarang saya pun masih belum bisa memaafkan diri saya sendiri.

Kehilangan kepercayaan pada orang lain, baik itu rekan, teman, atau keluarga, merupakan akumulasi atas banyak hal yang terjadi pada hidup saya. Dan trauma besar yang terakhir terjadi pun malah mengamplifikasi perasaan ini.

Kalau diingat dengan seksama, sebenarnya banyak sekali yang membantu saya saat itu. Namun semua terasa gamang. Mungkin karena semua yang dilakukan orang-orang tidak dapat mengubah sedikitpun kondisi saat itu.

Yang tidak pernah bisa saya lupakan, saat-saat dimana kami berjuang berdua, kemudian menjadi tertinggal saya sendiri. Saya kembali ke rumah di posisi semua yang terjadi terakhir kali. Kekacauan saat itu. Barang-barang yang berserakan. Menghadapi rumah dengan segala kenangan di tiap sudutnya. Semua saya lakukan sendiri, seorang diri. Perasaan yang saat itu saya juga masih bingung apa itu.

Kemudian, saya menjadi terlalu akrab dengan kesendirian. Justru saat ada yang memberi perhatian atau mau menemani, saya malah defensif, terganggu, tidak nyaman, saya lebih ingin sendiri.

Mungkin saya sudah banyak dibenci orang. Saya yang berat sekali untuk membalas chat, angkat telepon, merespon perhatian-perhatian dari orang lain. Maafkan saya.

....

Saya masih suka bertanya-tanya. Mengapa hal-hal negatif yang saya miliki sebelumnya, yang dengan kehadirannya sudah jauh berkurang, teratasi atau hilang sama sekali, namun dia dipanggil dan hal-hal negatif yang sebelumnya muncul kembali dan malah menjadi semakin besar. Apakah mungkin, memang seharusnya saya hadapi dan selesaikan dari awal, sebelum bertemu dengannya? Atau, pertemuan kami bertujuan untuk menekankan hal-hal tersebut memang ada pada diri saya, bahwa memang itulah saya?

.....

Untuk menghadapi diri saya. Melawan, sekaligus menerima.

Sunday, April 17, 2022

Pergi Jauh



Hari-hari yang saya jalani dimana sudah lama tidak merasakan semangat dan perasaan menggebu-gebu. Saya harus mencari kegiatan yang saya sukai!

Dulu saya pernah memiliki beberapa hobi, yang kemudian saya coba kembali. Saya dulu suka baca buku, udah punya kindle dan punya deretan bacaan yang udah dibeli tapi belum dibaca, tapi sekarang baca buku bentar aja udah ngantuk. Saya dulu suka nonton film, sekarang udah langganan netflix dan disney+ tapi nonton bentar udah bosen. Saya suka gambar, udah punya iPad Pro, apple pencil dan ProCreate tapi bingung mau gambar apa. Saya dulu suka fotografi, udah punya kamera tapi mau foto apa juga bingung. Dulu juga suka desain, sekarang mentok ga punya ide. Satu lagi, saya dulu suka nulis, makanya sekarang saya masih nulis di blog.

Pekerjaan yang saya jalani untuk bertahan hidup sebenarnya juga sesuai dengan yang saya pelajari di kuliah. Kehidupan saya sekarang juga kurang lebih sama seperti apa yang saya bayangkan dulu saat saya membayangkan diri saya di umur sekarang. Tapi saya kehilangan perasaan passionate akan sesuatu dan excitement dalamn melakukan sesuatu.

Saya rasanya iri melihat orang-orang yang dengan bahagianya melakukan pekerjaan mereka, yang dengan senang melakukan hobinya, yang dengan semangat belajar akan hal yang mereka sukai. Saya sudah menyelesaikan studi sampai pascasarjana pun tidak menyukai bidang yang selama ini saya dalami. Hiks.

Katanya, tidak ada kata terlambat untuk memulai mempelajari sesuatu. Keinginan saya sudah jelas sepertinya, saya ingin pindah ke luar negeri, ke negara maju, bekerja dan hidup di sana. Ingin pergi jauh dan meninggalkan semuanya disini, memulai kembali dari nol. Seperti cita-cita saya sejak kecil. Cita-cita yang sudah lama sekali terpendam.